logo asesme

Tes Kepribadian EPPS (Edwards Personal Preference Schedule)

Diposting 11 Mei 2025 - Tim Asesme

Tes EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) merupakan salah satu alat tes kepribadian yang banyak digunakan dalam bidang psikologi, pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia. Dirancang untuk mengukur 15 kebutuhan dasar manusia berdasarkan teori kepribadian Henry A. Murray, tes ini membantu mengungkap preferensi individu dalam berbagai situasi kehidupan, baik pribadi maupun profesional. Melalui pendekatan pilihan ganda yang unik dan tidak memihak, EPPS memberikan gambaran menyeluruh mengenai kecenderungan seseorang dalam hal motivasi, hubungan sosial, tanggung jawab, dan pengambilan keputusan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apa itu EPPS, bagaimana struktur dan cara kerjanya, serta bagaimana menafsirkan hasilnya dengan tepat.

Daftar Isi

  1. Apa Itu Tes EPPS?
  2. Tujuan Tes EPPS
  3. Struktur dan Format Tes
  4. Dimensi Kepribadian dalam EPPS
  5. Cara Penilaian & Skoring
  6. Interpretasi Hasil Tes
  7. Manfaat Mengikuti Tes EPPS
  8. Kapan Sebaiknya Menggunakan Tes EPPS?
  9. Kesimpulan

Apa Itu Tes EPPS?

EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) adalah alat tes kepribadian yang dikembangkan oleh Allen L. Edwards pada tahun 1950-an. Tes ini dirancang untuk mengukur sejauh mana seseorang memiliki atau menunjukkan preferensi terhadap kebutuhan psikologis tertentu, berdasarkan teori kebutuhan dari Henry A. Murray. Dalam praktiknya, EPPS digunakan untuk menilai motivasi, sikap, dan kecenderungan perilaku seseorang dalam berbagai konteks, seperti pendidikan, klinis, maupun organisasi.

Berbeda dengan tes kepribadian lainnya, EPPS menggunakan format forced-choice, di mana peserta harus memilih satu dari dua pernyataan yang keduanya sama-sama positif. Hal ini bertujuan untuk mengurangi bias sosial dan mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai kecenderungan pribadi seseorang.

Tujuan Tes EPPS

EPPS (Edward Personal Preference Schedule) dikembangkan untuk mengevaluasi kebutuhan psikologis yang memengaruhi motivasi dan perilaku seseorang. Tes ini tidak dirancang untuk mengukur kecerdasan atau kemampuan kognitif, melainkan untuk memahami dorongan internal yang mendorong seseorang bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Secara khusus, tujuan dari Tes EPPS meliputi:

  • Mengidentifikasi Kebutuhan Dominan Individu: EPPS mengukur 15 kebutuhan psikologis berdasarkan teori Henry A. Murray, seperti achievement (pencapaian), affiliation (kebutuhan bersosialisasi), dan autonomy (kebutuhan akan kemandirian).
  • Membantu dalam Pemahaman Diri: Tes ini memberikan wawasan bagi individu untuk lebih mengenali motivasi dan kecenderungan pribadinya.
  • Menunjang Proses Konseling atau Psikoterapi: Psikolog menggunakan EPPS untuk memahami dinamika kepribadian klien dan merancang strategi penanganan yang lebih efektif.
  • Mendukung Keputusan dalam Rekrutmen & Pengembangan SDM: Perusahaan dapat menggunakan EPPS untuk menilai kesesuaian karakter seseorang dengan tuntutan pekerjaan atau budaya organisasi.

Struktur dan Format Tes

Tes EPPS terdiri dari 225 pasang pernyataan yang disusun dalam bentuk forced-choice, artinya peserta diminta untuk memilih salah satu dari dua pernyataan yang paling menggambarkan dirinya. Kedua pernyataan tersebut memiliki konotasi positif, sehingga tidak ada pilihan yang dianggap “salah” atau “buruk”. Ini membantu mengurangi jawaban yang bias secara sosial dan memberikan hasil yang lebih objektif.

Pernyataan-pernyataan dalam tes ini dirancang untuk mengukur 15 kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan afiliasi, prestasi, otonomi, ketekunan, dan ketertiban. Masing-masing kebutuhan diukur beberapa kali dalam bentuk pasangan-pasangan yang tersebar acak di seluruh tes, memungkinkan validasi internal dan konsistensi jawaban.

Setiap jawaban yang diberikan akan dikodekan dan dianalisis untuk menghasilkan profil kepribadian peserta berdasarkan intensitas kebutuhan yang dimiliki. Format ini membuat EPPS menjadi alat yang sangat berguna dalam memahami motivasi dan preferensi perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari maupun di lingkungan profesional.

Dimensi Kepribadian dalam EPPS

Tes EPPS mengukur 15 dimensi kepribadian yang masing-masing merepresentasikan kebutuhan psikologis tertentu dalam diri seseorang. Setiap dimensi mencerminkan aspek motivasi atau preferensi yang dapat memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku dalam berbagai situasi.

Berikut adalah kelima belas dimensi yang diukur dalam EPPS:

  • Achievement – Prestasi: Dorongan untuk mencapai tujuan dan menunjukkan kemampuan terbaik.
  • Deference – Tunduk: Kecenderungan untuk menghargai dan mengikuti arahan orang lain.
  • Order – Keteraturan: Kebutuhan akan struktur, keteraturan, dan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Exhibition – Ekshibisi: Keinginan untuk tampil menonjol dan menarik perhatian orang lain.
  • Autonomy – Otonomi: Dorongan untuk bebas dan mandiri dalam berpikir serta bertindak.
  • Affiliation – Afiliasi: Kebutuhan untuk menjalin hubungan sosial dan merasa diterima oleh kelompok.
  • Intraception – Pemahaman Emosional: Kecenderungan untuk memahami perasaan dan motif internal diri maupun orang lain.
  • Succorance – Ketergantungan: Keinginan untuk mencari dukungan, kenyamanan, dan perlindungan dari orang lain.
  • Dominance – Dominasi: Dorongan untuk memimpin, mengarahkan, dan memengaruhi orang lain.
  • Abasement – Merendah: Kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri, merendah, atau mengakui kesalahan.
  • Nurturance – Peduli: Keinginan untuk merawat dan membantu orang lain, menunjukkan kepedulian.
  • Change – Perubahan: Kebutuhan untuk mencari pengalaman baru dan menghindari rutinitas.
  • Endurance – Ketekunan: Kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi tugas yang sulit atau membosankan.
  • Heterosexuality – Ketertarikan terhadap Lawan Jenis: Keinginan untuk menjalin hubungan romantis atau sosial dengan lawan jenis.
  • Aggression – Agresi: Dorongan untuk mengekspresikan kemarahan, konfrontasi, atau tindakan asertif.

Cara Penilaian & Skoring

Penilaian dalam Tes EPPS dilakukan dengan cara menghitung frekuensi pilihan yang berkaitan dengan masing-masing dari 15 kebutuhan dasar. Setiap pilihan peserta akan dihitung sebagai satu poin untuk dimensi yang bersangkutan, dan nilai akhir dari masing-masing dimensi menunjukkan tingkat intensitas kebutuhan tersebut dalam diri individu.

Karena pernyataan disusun dalam format forced-choice, tidak semua dimensi akan memiliki skor tinggi secara bersamaan. Sebaliknya, skor yang tinggi di satu dimensi biasanya diimbangi oleh skor yang lebih rendah di dimensi lain, menunjukkan prioritas kebutuhan individu secara relatif.

Hasil skoring akan divisualisasikan dalam bentuk grafik atau tabel, memudahkan pengguna untuk melihat profil kepribadian mereka. Misalnya, seseorang dengan skor tinggi pada dimensi Achievement dan Endurance biasanya memiliki motivasi kuat untuk menyelesaikan tugas dengan tekun dan penuh semangat. Sementara itu, skor tinggi pada Affiliation menunjukkan pentingnya hubungan sosial dalam kehidupan mereka.

Dalam konteks profesional, hasil ini bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rekrutmen, penempatan kerja, maupun pengembangan karyawan.

Interpretasi Hasil Tes EPPS

Interpretasi hasil Tes EPPS berfokus pada pemahaman terhadap skor masing-masing dimensi kepribadian yang diukur. Setiap individu memiliki kombinasi skor yang unik, yang mencerminkan kebutuhan psikologis dominan dalam kehidupannya. Misalnya:

  • Skor tinggi pada Achievement: Menunjukkan seseorang yang memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi dan menyukai tantangan.
  • Skor tinggi pada Affiliation: Menandakan pentingnya hubungan sosial dan kenyamanan dalam kelompok.
  • Skor rendah pada Autonomy: Bisa berarti seseorang lebih nyaman ketika mengikuti arahan dan bekerja dalam sistem yang terstruktur.
Grafik EPPS

Skor bukan berarti “baik” atau “buruk” — tidak ada hasil yang salah dalam tes ini. Sebaliknya, hasil mencerminkan kebutuhan dan preferensi psikologis seseorang yang bisa berbeda-beda tergantung latar belakang, nilai-nilai pribadi, dan konteks hidup masing-masing.

Dalam praktiknya, hasil ini sering digunakan oleh:

  • Psikolog: Digunakan untuk memahami karakter klien secara lebih mendalam, membantu proses konseling atau terapi.
  • Perusahaan: Diterapkan dalam proses rekrutmen, penempatan posisi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
  • Individu: Bermanfaat bagi mereka yang ingin mengevaluasi diri dan mengenali motivasi internal serta kebutuhan psikologisnya.

Dengan pemahaman yang tepat, hasil Tes EPPS dapat menjadi alat refleksi diri yang kuat dan mendukung pertumbuhan pribadi serta profesional.

Manfaat Mengikuti Tes EPPS

Tes EPPS memberikan wawasan mendalam tentang kebutuhan psikologis individu yang sering kali tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui kebutuhan dominan, seseorang dapat lebih mudah mengambil keputusan yang sesuai dengan dirinya, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

Beberapa manfaat utama mengikuti Tes EPPS antara lain:

  • Peningkatan Self-Awareness: Membantu individu mengenali motivasi dan dorongan dalam dirinya, sehingga lebih memahami cara berpikir dan bertindak.
  • Pengembangan Diri: Memungkinkan seseorang mengetahui aspek kepribadian yang perlu dikembangkan atau diseimbangkan.
  • Kesesuaian Karier: Memberikan arahan dalam memilih pekerjaan atau jalur karier yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi kepribadian.
  • Dukungan dalam Konseling: Menjadi alat bantu yang efektif bagi psikolog untuk merancang pendekatan konseling yang tepat bagi klien.
  • Efektivitas dalam Hubungan Sosial: Membantu individu memahami dinamika relasi interpersonal dan menyesuaikan pendekatan komunikasi dengan orang lain.

Kapan Menggunakan Tes EPPS?

Tes EPPS sangat relevan digunakan dalam berbagai konteks, terutama ketika diperlukan pemahaman yang lebih dalam tentang kebutuhan psikologis dan motivasi seseorang. Tes ini bukan hanya untuk keperluan klinis, tetapi juga bermanfaat dalam bidang pendidikan, organisasi, dan pengembangan diri.

Beberapa situasi di mana Tes EPPS sering digunakan:

  • Proses Rekrutmen & Seleksi: Untuk mengevaluasi kesesuaian kandidat dengan posisi tertentu berdasarkan kebutuhan dan motivasi kerjanya.
  • Konseling & Psikoterapi: Sebagai alat bantu dalam memahami konflik internal klien dan merancang pendekatan terapi yang lebih efektif.
  • Pengembangan Karier: Membantu individu mengenali jalur karier yang selaras dengan nilai dan kebutuhannya.
  • Pendidikan & Bimbingan Siswa: Digunakan oleh konselor sekolah untuk memahami motivasi belajar siswa dan memberikan arahan yang tepat.
  • Evaluasi Diri Pribadi: Bagi individu yang ingin memahami diri sendiri secara lebih objektif dan mendalam.

Kesimpulan

Edward Personal Preference Schedule (EPPS) merupakan alat tes kepribadian yang berfokus pada identifikasi kebutuhan psikologis individu, seperti pencapaian, afiliasi, dan otonomi. Dengan struktur pilihan ganda yang terstruktur dan sistem penilaian yang spesifik, EPPS memberikan hasil yang dapat diinterpretasikan untuk berbagai tujuan — mulai dari pengembangan diri hingga kebutuhan organisasi dan konseling.

Manfaat dari tes ini sangat luas, mencakup peningkatan kesadaran diri, pemahaman motivasi internal, serta penerapan dalam dunia kerja dan pendidikan. Penggunaan EPPS secara tepat akan membantu individu maupun profesional (seperti psikolog dan HRD) dalam membuat keputusan yang lebih efektif dan berbasis data kepribadian.

Singkatnya, Tes EPPS bukan sekadar alat pengukuran, melainkan jembatan untuk memahami manusia secara lebih dalam dan holistik.

Artikel Terkait