Strategi Rekrutmen Berbasis Data: Menggunakan EPPS untuk Prediksi Sukses Karyawan Baru
Diposting 01 Agustus 2025 - Tim AsesmeDi era persaingan bisnis yang semakin ketat, rekrutmen berbasis data bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah keharusan. Salah satu alat psikometri yang dapat digunakan untuk memprediksi kesuksesan karyawan baru adalah Edwards Personal Preference Schedule (EPPS). Tes ini dirancang untuk mengukur 15 kebutuhan psikologis dasar seseorang, memberikan wawasan mendalam tentang motivasi dan preferensi perilaku mereka. Dengan mengintegrasikan EPPS ke dalam strategi rekrutmen, tim HR dapat membuat keputusan yang lebih objektif dan akurat, mengurangi risiko kesalahan dalam penyeleksian, dan meningkatkan retensi karyawan.
Daftar Isi
Apa itu EPPS dalam Konteks Rekrutmen?
Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) adalah tes kepribadian yang dikembangkan oleh Allen L. Edwards. Tes ini berfokus pada pengukuran 15 kebutuhan psikologis yang diadaptasi dari teori kebutuhan Henry A. Murray. Dalam konteks rekrutmen, EPPS digunakan untuk mengidentifikasi motivasi intrinsik dan preferensi perilaku kandidat. Ini berbeda dengan tes kepribadian lainnya yang mungkin mengukur sifat (traits) atau tipe kepribadian.
Dengan memahami kebutuhan-kebutuhan dasar ini, seperti kebutuhan akan pencapaian (Achievement), dominasi (Dominance), atau afiliasi (Affiliation), tim HR dapat memprediksi seberapa baik seorang kandidat akan cocok dengan budaya perusahaan, tuntutan pekerjaan, dan dinamika tim. Penggunaan EPPS memungkinkan proses seleksi yang lebih terukur dan valid, jauh melampaui penilaian berdasarkan wawancara atau pengalaman kerja semata.
Mengapa EPPS Penting dalam Rekrutmen Modern?
EPPS menyediakan data yang kuat untuk mendukung keputusan rekrutmen yang lebih cerdas dan strategis. Pentingnya EPPS dalam rekrutmen modern terletak pada kemampuannya untuk:
- Memprediksi Kinerja Jangka Panjang: Kebutuhan psikologis yang stabil cenderung memprediksi perilaku dan motivasi jangka panjang. Kandidat dengan kebutuhan yang selaras dengan tuntutan pekerjaan (misalnya, kebutuhan Achievement tinggi untuk posisi sales) lebih mungkin berkinerja tinggi dan bertahan lama.
- Mengidentifikasi Kecocokan Budaya (Cultural Fit): EPPS membantu mengukur apakah preferensi kandidat selaras dengan nilai dan budaya perusahaan. Misalnya, tim yang mengutamakan kolaborasi mungkin membutuhkan anggota dengan kebutuhan Affiliation yang tinggi.
- Mengurangi Bias Subjektif: Wawancara sering kali dipengaruhi oleh bias pewawancara. Dengan data objektif dari EPPS, keputusan seleksi menjadi lebih adil dan berdasarkan bukti.
- Meningkatkan Retensi Karyawan: Karyawan yang kebutuhannya terpenuhi di tempat kerja cenderung lebih puas dan loyal. Menggunakan EPPS sejak awal dapat membantu menempatkan orang pada posisi yang tepat, yang pada akhirnya meningkatkan retensi.
- Mengidentifikasi Potensi Pengembangan: Hasil EPPS juga dapat digunakan untuk merancang program pelatihan dan pengembangan yang dipersonalisasi, fokus pada area yang perlu ditingkatkan atau dikembangkan lebih lanjut.
Dengan demikian, EPPS bertindak sebagai fondasi data yang solid untuk memastikan bahwa setiap keputusan rekrutmen adalah investasi yang strategis.
Langkah-langkah Mengintegrasikan EPPS ke dalam Strategi Rekrutmen
Untuk memastikan penggunaan EPPS yang efektif, tim HR harus mengikuti langkah-langkah terstruktur berikut:
- Analisis Kebutuhan Jabatan (Job Analysis): Langkah pertama adalah mendefinisikan kebutuhan psikologis apa yang krusial untuk sukses di suatu posisi. Contoh: untuk Manajer Proyek, kebutuhan 'Order' (keteraturan) dan 'Endurance' (ketahanan) mungkin sangat penting. Lakukan ini dengan menganalisis kinerja karyawan terbaik di posisi tersebut.
- Membuat Profil Ideal (Ideal Profile): Berdasarkan analisis kebutuhan, buatlah 'profil EPPS ideal' untuk posisi tersebut. Profil ini akan menjadi patokan untuk mengevaluasi kandidat. Tentukan rentang skor yang diharapkan untuk setiap kebutuhan (misalnya, skor 'Achievement' harus di atas rata-rata).
- Penyaringan Awal & Administrasi Tes: Setelah kandidat lolos penyaringan CV, berikan tes EPPS. Penggunaan platform psikometri digital dapat mempermudah proses ini, memastikan validitas dan efisiensi.
- Interpretasi dan Pencocokan Hasil: Tim HR menganalisis hasil EPPS setiap kandidat dan membandingkannya dengan 'profil ideal' yang telah dibuat. Kandidat yang skornya paling mendekati profil ideal dapat dipertimbangkan untuk tahap selanjutnya.
- Validasi Hasil dengan Wawancara: Data EPPS berfungsi sebagai panduan, bukan satu-satunya penentu. Gunakan hasil EPPS untuk merancang pertanyaan wawancara yang lebih mendalam, misalnya: “Skor EPPS Anda menunjukkan kebutuhan Affiliation yang tinggi. Ceritakan bagaimana Anda berkolaborasi dengan tim dalam situasi konflik di pekerjaan sebelumnya.”
- Pengambilan Keputusan & Penawaran: Gabungkan semua data—EPPS, wawancara, pengalaman, dan referensi—untuk membuat keputusan rekrutmen yang komprehensif dan berbasis bukti.

Studi Kasus: Penerapan EPPS di Berbagai Industri
Penggunaan EPPS telah terbukti efektif di berbagai sektor. Berikut beberapa contohnya:
- Industri Teknologi: Tim Pengembang (Developer): Sebuah perusahaan teknologi menggunakan EPPS untuk merekrut developer senior. Mereka menemukan bahwa developer terbaik memiliki skor tinggi pada kebutuhan 'Achievement' (pencapaian) dan 'Autonomy' (kemandirian), serta skor rendah pada 'Affiliation' (afiliasi). Profil ini membantu mereka memprediksi kandidat yang akan sukses dalam lingkungan kerja yang serba cepat dan independen.
- Perbankan: Teller Bank: Bank besar menerapkan EPPS untuk seleksi teller. Mereka menetapkan profil ideal dengan skor tinggi pada 'Order' (keteraturan) dan 'Deference' (menghormati otoritas), serta skor moderat pada 'Exhibition' (menarik perhatian). Hasilnya, mereka berhasil mengurangi angka kesalahan dalam transaksi dan meningkatkan kepuasan nasabah.
- Manufaktur: Supervisor Produksi: Pabrik manufaktur menggunakan EPPS untuk menyeleksi supervisor. Mereka menemukan bahwa kandidat dengan skor tinggi pada 'Dominance' (dominasi) dan 'Endurance' (ketahanan) lebih efektif dalam mengelola tim produksi dan mengatasi tantangan operasional harian.
Studi kasus ini menunjukkan bagaimana EPPS dapat disesuaikan untuk mencocokkan kebutuhan spesifik setiap jabatan.
Kelebihan dan Tantangan Penggunaan EPPS
Seperti alat asesmen lainnya, penggunaan EPPS juga memiliki kelebihan dan tantangan yang perlu dipertimbangkan oleh tim HR.
- Kelebihan: Validitas Tinggi: EPPS memiliki format pilihan paksa (forced-choice) yang efektif mengurangi kecenderungan kandidat untuk memberikan jawaban yang 'diinginkan' secara sosial (social desirability). Data Mendalam: Memberikan wawasan yang lebih dalam tentang motivasi, bukan hanya sifat superfisial. Fleksibilitas: Dapat diadaptasi untuk berbagai posisi dan industri.
- Tantangan: Waktu & Kompleksitas: Tes EPPS relatif panjang dan membutuhkan waktu untuk interpretasi yang akurat. Keterampilan Analisis: Membutuhkan HR yang terlatih untuk menganalisis hasil dan menghubungkannya dengan tuntutan pekerjaan secara tepat. Keterbatasan: EPPS tidak mengukur semua aspek kepribadian, sehingga perlu dikombinasikan dengan metode asesmen lain untuk gambaran yang lebih lengkap.
Meskipun ada tantangan, manfaat yang ditawarkan EPPS dalam memvalidasi keputusan rekrutmen seringkali jauh lebih besar.
Kesimpulan
Mengintegrasikan Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) ke dalam strategi rekrutmen berbasis data adalah langkah strategis bagi perusahaan yang ingin membangun tim yang solid dan berkinerja tinggi. Dengan memahami motivasi intrinsik kandidat, tim HR dapat membuat keputusan yang lebih cerdas, mengurangi kesalahan rekrutmen, dan meningkatkan retensi karyawan.
Penggunaan EPPS tidak menggantikan penilaian manusia, melainkan melengkapi dan memperkuatnya dengan data objektif. Proses yang terstruktur—mulai dari analisis kebutuhan jabatan hingga validasi melalui wawancara—akan memastikan bahwa setiap perekrutan adalah investasi yang tepat untuk masa depan perusahaan.