5 Asesmen Kepribadian Paling Umum Dipakai di Indonesia
Diposting 19 Juni 2025 - Tim AsesmeAsesmen kepribadian adalah alat penting dalam berbagai bidang, mulai dari seleksi karyawan, pengembangan diri, hingga konseling. Di Indonesia, ada beberapa asesmen kepribadian yang sangat populer dan sering digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, maupun profesional psikologi. Memahami jenis-jenis asesmen kepribadian ini dapat membantu Anda dalam mempersiapkan diri atau memilih alat yang tepat untuk kebutuhan Anda. Artikel ini akan membahas 5 asesmen kepribadian paling umum dipakai di Indonesia, beserta penjelasan singkat mengenai tujuan dan penerapannya.
Daftar Isi
Apa Itu Asesmen Kepribadian?
Asesmen kepribadian adalah metode sistematis yang digunakan untuk mengukur dan memahami karakteristik unik individu, termasuk pola pikir, perasaan, dan perilaku. Alat ini dirancang untuk memberikan gambaran objektif tentang preferensi, kekuatan, kelemahan, dan potensi seseorang. Hasil asesmen kepribadian sering digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, baik itu dalam konteks personal maupun profesional.
Tujuannya sangat beragam, mulai dari membantu individu memahami diri sendiri, memfasilitasi komunikasi yang efektif dalam tim, hingga membantu perusahaan dalam menempatkan karyawan pada posisi yang paling sesuai dengan karakter dan kompetensinya.
1. MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)
MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) adalah salah satu asesmen kepribadian paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Dikembangkan oleh Isabel Myers dan Katharine Briggs berdasarkan teori tipe psikologis Carl Jung, MBTI mengategorikan individu ke dalam 16 tipe kepribadian yang berbeda.
- Tujuan: Membantu individu memahami preferensi pribadi dalam berinteraksi dengan dunia, mengumpulkan informasi, membuat keputusan, dan mengatur hidup.
- Dimensi: MBTI mengukur empat dimensi utama: Extraversion (E) vs. Introversion (I), Sensing (S) vs. Intuition (N), Thinking (T) vs. Feeling (F), dan Judging (J) vs. Perceiving (P).
- Penerapan: Sering digunakan dalam pengembangan tim, konseling karir, pengembangan kepemimpinan, dan komunikasi interpersonal.
Meskipun banyak digunakan, MBTI juga memiliki kritik terkait validitas ilmiahnya sebagai alat psikometri. Namun, popularitasnya tetap tinggi karena kemudahannya dipahami dan memberikan kerangka kerja yang intuitif untuk diskusi tentang kepribadian.
2. DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Conscientiousness)
DISC adalah asesmen perilaku yang berfokus pada gaya perilaku individu dalam berbagai situasi. Model ini dikembangkan oleh William Moulton Marston. DISC tidak mengukur kecerdasan atau nilai-nilai, melainkan bagaimana seseorang cenderung berperilaku dan berinteraksi.
- Tujuan: Mengidentifikasi gaya komunikasi, preferensi kerja, dan respons terhadap lingkungan untuk meningkatkan efektivitas individu dan tim.
- Dimensi: Dominance (D): Fokus pada pencapaian hasil dan tantangan. Influence (I): Berorientasi pada interaksi sosial dan persuasi. Steadiness (S): Menghargai stabilitas, kerjasama, dan dukungan. Conscientiousness (C): Menekankan akurasi, kualitas, dan detail.
- Penerapan: Sangat populer dalam konteks perusahaan untuk seleksi karyawan, pembentukan tim, pelatihan kepemimpinan, dan penyelesaian konflik.
DISC seringkali lebih disukai dalam konteks bisnis karena fokusnya pada perilaku yang dapat diamati dan mudah diaplikasikan dalam lingkungan kerja.
3. Big Five Personality (OCEAN)
Big Five Personality, juga dikenal sebagai model OCEAN (Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism), adalah salah satu model kepribadian yang paling diterima secara ilmiah dan memiliki validitas tinggi.
- Tujuan: Memberikan gambaran komprehensif tentang sifat-sifat kepribadian inti yang diyakini stabil sepanjang hidup.
- Dimensi: Openness to Experience: Sejauh mana seseorang imajinatif, penasaran, dan terbuka terhadap ide-ide baru. Conscientiousness: Tingkat kedisiplinan, keteraturan, dan tanggung jawab. Extraversion: Tingkat energi, keramahan, dan interaksi sosial. Agreeableness: Sejauh mana seseorang kooperatif, empati, dan ramah. Neuroticism (Emotional Stability): Tingkat stabilitas emosi dan kerentanan terhadap stres atau emosi negatif.
- Penerapan: Digunakan dalam penelitian psikologi, seleksi karyawan (terutama untuk posisi yang membutuhkan sifat spesifik), konseling, dan pengembangan diri.
Big Five dianggap lebih robust secara psikometris dibandingkan MBTI dan sering menjadi pilihan para peneliti dan praktisi yang mengutamakan dasar ilmiah.
4. Tes Pauli / Kraepelin (Tes Koran)
Tes Pauli dan Tes Kraepelin adalah dua tes kinerja yang sering disebut sebagai "tes koran" karena formatnya yang menyerupai koran dengan kolom-kolom angka. Kedua tes ini mengukur aspek ketahanan, konsentrasi, kecepatan, dan ketelitian kerja. Meskipun mirip, ada perbedaan mendasar dalam instruksi dan cara penilaiannya.
- Tujuan: Mengukur daya tahan kerja, konsentrasi, kecepatan, ketelitian, stabilitas emosi, dan ketahanan terhadap tekanan.
- Format: Peserta diminta menjumlahkan angka-angka berurutan dalam kolom-kolom tertentu dalam batas waktu. Pauli dikerjakan tanpa henti selama 60 menit, sementara Kraepelin memiliki jeda singkat per kolom.
- Penerapan: Sangat umum digunakan dalam proses seleksi karyawan di Indonesia, terutama untuk posisi yang membutuhkan konsentrasi tinggi, ketahanan, dan kecepatan kerja.
Tes ini tidak secara langsung mengukur kepribadian, tetapi performa dalam tes ini dapat memberikan indikasi tentang karakteristik perilaku dan mental seseorang dalam bekerja.
5. Tes Wartegg
Tes Wartegg adalah tes proyektif yang dikembangkan oleh Ehrig Wartegg. Tes ini meminta peserta untuk melanjutkan delapan gambar parsial yang berbeda (titik, garis, lengkungan, dll.) menjadi gambar yang utuh, kemudian memberikan deskripsi dan judul untuk setiap gambar.
- Tujuan: Mengungkap aspek-aspek kepribadian bawah sadar, kreativitas, cara berpikir, emosi, dan kemampuan adaptasi seseorang.
- Format: Peserta diberikan lembar berisi delapan kotak, masing-masing dengan stimulus gambar awal. Mereka diminta untuk melengkapi gambar dan memberikan interpretasi.
- Penerapan: Sering digunakan dalam seleksi karyawan (terutama untuk posisi kreatif atau manajerial), konseling psikologi, dan analisis kepribadian mendalam.
Sebagai tes proyektif, interpretasi Tes Wartegg sangat bergantung pada keahlian psikolog yang menginterpretasi, karena tidak ada jawaban "benar" atau "salah" secara mutlak.

Kesimpulan
Di Indonesia, berbagai asesmen kepribadian digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda. MBTI dan DISC populer untuk memahami preferensi dan gaya komunikasi. Big Five Personality memberikan gambaran ilmiah tentang sifat-sifat inti. Sementara itu, Tes Pauli/Kraepelin dan Tes Wartegg sering digunakan dalam seleksi kerja untuk mengukur aspek kinerja dan proyektif kepribadian.
Memahami karakteristik dan tujuan masing-masing tes ini akan membantu Anda, baik sebagai individu yang menjalani tes maupun sebagai praktisi yang menggunakannya, untuk mendapatkan insight yang lebih akurat dan bermanfaat tentang kepribadian manusia.